Post With Label Tausiyah - natasabar.com natasabar.com: Tausiyah - All Post
Showing posts with label Tausiyah. Show all posts

Friday 8 April 2016

thumbnail

Jalan Golongan Yang Selamat

 

Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu:

 
Allah سبحانه و تعالى berfirman:
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu bercerai-berai." (Ali Imran: 103)
 

"Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka." (Ar-Ruum: 31-32)
 
 

mediakomen 
 
Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Aku wasiatkan padamu agar engkau bertakwa kepada Allah, patuh dan ta'at, sekalipun yang memerintahmu seorang budak Habsyi. Sebab barangsiapa hidup (lama) di antara kamu tentu akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Karena itu, berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa'ur rasyidin yang (mereka itu) mendapat petunjuk. Pegang teguhlah ia sekuat-kuatnya. Dan hati-hatilah terhadap setiap perkara yang diada-adakan, karena semua perkara yang diada-adakan itu adalah bid'ah, sedang setiap bid'ah adalah sesat (dan setiap yang sesat tempatnya di dalam Neraka)." (HR. Nasa'i dan At-Tirmi-dzi) 1.1

Dalam hadits yang lain Nabi صلی الله عليه وسلم bersabda:
"Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahli kitab telah berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan sesungguhnya agama ini (Islam) akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua golongan tem-patnya di dalam Neraka dan satu golongan di dalam Surga, yaitu al-jama'ah." (HR. Ahmad dan yang lain) 1.2
 

Dalam riwayat lain disebutkan:
"Semua golongan tersebut tempatnya di Neraka, kecuali satu (yaitu) yang aku dan para sahabatku meniti di atasnya." (HR. At-Tirmidzi) 1.3
 

Ibnu Mas'ud meriwayatkan: 

"Rasulullah صلی الله عليه وسلم membuat garis dengan tangannya lalu bersabda, 'Ini jalan Allah yang lurus.' Lalu beliau membuat garis-garis di kanan kirinya, kemudian bersabda, 'Ini adalah jalan-jalan yang sesat tak satu pun dari jalan-jalan ini kecuali di dalamnya terdapat setan yang menyeru kepadanya. Selanjutnya beliau membaca firman Allah , 'Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus maka ikutilah dia janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertakwa." 1.4 (Hadits shahih riwayat Ahmad dan Nasa'i)
 

Syaikh Abdul Qadir Jailani dalam kitabnya Al-Ghunyah berkata, "... adapun Golongan Yang Selamat yaitu Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Dan Ahlus Sunnah, tidak ada nama lain bagi mereka kecuali satu nama, yaitu Ashhabul Hadits (para ahli hadits)." 

Allah Subhanahu Wa ta'alamemerintahkan agar kita berpegang teguh kepada Al-Qur'anul Karim. Tidak termasuk orang-orang musyrik yang memecah belah agama mereka menjadi beberapa golongan dan kelompok. Rasulullah mengabarkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani telah berpecah belah menjadi banyak golongan, sedang umat Islam akan berpecah lebih banyak lagi, golongan-golongan tersebut akan masuk Neraka karena mereka menyimpang dan jauh dari Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya. Hanya satu Golongan Yang Selamat dan mereka akan masuk Surga. Yaitu Al-Jamaah, yang berpegang teguh kepada Kitab dan Sunnah yang shahih, di samping melakukan amalan para sahabat dan Rasulullah . 

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk dalam golongan yang selamat (Firqah Najiyah). Dan semoga segenap umat Islam termasuk di dalamnya.

1.1At-Tirmi-dzi berkata hadits hasan shahih
1.2Al-Hafidh menggolongkannya hadits hasan
1.3Di-hasan-kan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami' 5219
1.4Al-An'am: 153


Sumber: blog.vbaitullah.or.id

Wednesday 30 March 2016

thumbnail

Banjir lagi, Apakah ini peringatan dari Allah!

    Assalamualaikum waorhmatullahi wabarokatuh.


الحمد لله الذى انعم علينا بنعمة الايمان والاسلام . نعمةً جزيلةً على الدوام الى يوم مَرْجِعِ جميعِ الاَنام . واشهد انّ لا اله ا لاّ الله المَلِكُ القدّوس السلام . وأشهد انّ سيدنا محمّدا عبده ورسوله ذُوالمُعجِزة الدائمة الى اخرالا يّام. اللّهمّ صلّى وسلّم على عبدك ورسولك سيّدنا محمّد وعلى اله وصحبه الذين جاهَدوا فى سبيل الله بِسَيف المُجاهَدَةِ بالحكمة والكلام . (امّابعد) فياايهاالناس اتقُوااللهَ حقَّ تقاته. ولا تموتون الا وانتم مسلمون

       Banjir yang melanda kampungku dan kampungmu selasa tanggal 29 Maret 2016 kemarin, mungkin perlu kita renungi bersama dan kita amati dengan seksama. Apakah ini adalah sebuah "Peringatan" dari sang khaliq, atau mungkin adalah 'Musibah' yang bersumber dari dosa-dosa yang pernah kita lakukan, hal ini tergantung dari sudut mana kita menilai. Karena, sebagai warga yang tinggal di daerah tersebut, kita tahu bahwa bulan sebelumnya sudah pernah dilanda banjir, dan sekarang banjir lagi bahkan lebih parah dari bulan sebelumnya. beberapa jembatan di beberapa daerah terseret arus dan putus, dan akses jalanpun terhambat, perekonomian lumpuh, perabotan-perabotan dan barang elektronik rusak bahkan rumah-rumah pun menjadi rusak. Bagi orang yang masih memiliki iman di dalam dadanya, hendaknya bersabar dan menganggap ini adalah sebagian kecil ujian-Nya.  Karena, setelah ini masih banyak ujian-ujian lain yang akan menghampiri hidup kita selama ruh masih aktif dalam chasing jasad manusia. Suka dan duka itulah warna kehidupan, tak ada yang permanen, tak ada yang kekal, semua akan mendapati gilirannya masing-masing. Sehat dan sakit sering beriring seirama, senang dan susah silih berganti menghiasi dan mewarnai, tangis dan tawa sahut-menyahut dalam tiap kondisi.
        Di dalam kitab suci Al-Qur'an Allah azza wa jalla berfirman:
 . وقال الله تعالى فى كتابه الكريم : اعوذ بالله من الشيطان الرجيم . أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ. (العنكبوت: 2-3)

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Al-An kabut ;2-3)

     Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa salah satu konsekuensi pernyataan iman kita, adalah kita harus siap menghadapi ujian yang diberikan Allah Swt kepada kita, untuk membuktikan sejauh mana kebenaran dan kesungguhan iman kita, apakah betul-betul bersumber dari keyakinan dan kemantapan hati, atau sekedar ikut-ikutan serta tidak tahu arah dan tujuan, atau karena didorong oleh kepentingan sesaat, ingin mendapatkan kemenangan dan tidak mau menghadapi kesulitan seperti yang digambarkan Allah Swt dalam surat Al-Ankabut ayat 10:
 
“Dan di antara manusia ada orang yang berkata: “Kami beriman kepada Allah”, maka apabila ia disakiti (karena ia beriman) kepada Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai azab Allah. Dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata: “Sesungguh-nya kami adalah besertamu.” Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia”?
     Anak sekolahan, mereka akan diberikan ujian oleh Sekolah tempat mereka belajar mereka akan mendapat penilaian dari guru-guru di sekolah, ketika hasilnya baik maka mereka akan naik tingkat yang lebih tinggi, dan guru-guru merasa sayang kepada mereka yang nilainya baik dan terbaik, begitupun kita di dunia yang lebih luas dari lingkup sekolahan akan melewati masa-masa ujian, ketika kita mampu untuk mengahadapinya, tanpa mengeluh dan putus asa dan dihiasi ikesabaran dan rasa syukur, serta semakin bertambah rajin dalam ketaqwaan. Maka, insha Allah ia akan naik tingkat dan menjadi hamba-hamba yang di cintai oleh yang memiliki cinta sejati itu sendiri, yakni Allah SWT tuhanku dan tuhanmu. Banjir mungkin merepotkan sebagian insan yang rumahnya terkena air dan terendam, malam berjaga-jaga karena takut seandainya rumah itu ditinggal barang-barang yang ada di dalam rumah menjadi rusak, atau mungkin pencuri yang mencari kesempatan untuk mencuri.

       Sebagai seorang muslim kita harus yakin bahwa ujian dari Allah itu adalah satu tanda kecintaan Allah kepada kita, sebagaimana sabda Rasulullah Saw :
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا اِبْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ. (رواه الترمذي، وقال هذا حديث حسن غريب من هذا الوجه).
Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan (ujian), Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai satu kaum, Dia akan menguji mereka, maka barangsiapa ridha, baginyalah keridhaan Allah, dan barangsiapa marah, baginyalah kemarahan Allah”. (HR. At-Tirmidzi, juz 4 hal. 519).

Semoga dari tulisan ini, mampu membuka mata hati kita yang hampir berlumut, bahkan tertutup oleh semak-semak hitam pembawa dosa. Semoga, karat-karat yang menempel pada jiwa kita akan terkikis jika kita berusaha untuk kembali kepada ketaatan. Untuk itu, saya mengajak untuk bertaubat dan memohon ampunan-Nya. Agar Allah tidak menjadi Murka, sehingga membawa kebinasaan. Sebelum pintu taubat tertutup dan terkunci, gunakanlah sebaik baiknya waktu yang kita miliki ini.

Wassalamualaikum Warohmatullahi wabarokatuh





Ilustrasi gambar: Banjir Muratara, Sumsel tanggal 29 Maret 2016
sumber: facebook.com

Saturday 26 March 2016

thumbnail

Bersabarlah


        


Di dalam kitab Syarh Tsalatsatul Ushul, halaman 24 tulisan  Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, menahannya dari perbuatan maksiat kepada Allah, serta menjaganya dari perasaan dan sikap marah dalam menghadapi takdir Allah...”

       Allah berfirman yang artinya "Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya - kerana amat banyaknya." (az-Zumar: 10)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar itu terbagi menjadi tiga macam:
  1. Bersabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
  2. Bersabar untuk tidak melakukan hal-hal yang diharamkan Allah
  3. Bersabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah yang dialaminya, berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain (Syarh Tsalatsatul Ushul, hal. 24)

Sabda Nabi SAW:
وعن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال ‏:‏ ‏"‏ يقول الله تعالى ‏:‏ ما لعبدي المؤمن عندي جزاء إذا قبضت صفيه من أهل الدنيا ثم احتسبه إلا الجنة‏"‏ ‏(‏‏(‏رواه البخاري‏)‏‏)‏‏.‏

Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala berfirman:
"Tidak ada balasan bagi seseorang hambaKu yang mu'min di sisiKu, di waktu Aku mengambil -mematikan - kekasihnya dari ahli dunia, kemudian ia mengharapkan keredhaan Allah, melainkan orang itu akan mendapatkan syurga." (Riwayat Bukhari)



Tuesday 22 March 2016

thumbnail

Hati-hati memanggil nama anak dengan alias atau nama panggilan





        Nama yang baik adalah doa, nama yang bagus bak mutiara yang berkilau, jika disebut akan terkenang, jika di tulis akan bersinar laksana silauan mentari di kala siang. Namun, nama kadang disalah artikan oleh nama panggilan atau alias.  Orang tua membuat nama-nama anak mereka kian berharap nama tersebut akan terpajang dalam kemulyaan mereka. Nama yang indah laksana pelangi, menghiasi dengan warna warni, itulah jika mau memilih nama sejati, bolehlah pilih nama-nama nabi. Adalah sebuah kewajiban orang tua membuat nama anak mereka, bukan sembarang mencari nama, namun carilah makna dibalik kata. Itulah doa dibalik nama. Disamping itu juga, Rasulullah pernah bersabda:


 إِنَّ أَحَبَّ أَسمَائِكُمْ إِلَى اللَّهِ عَبدُاللَّهِ وَ عَبدُ الرَّحْمَنِ
 
“Sesungguhnya nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.”
 (HR. Muslim no. 2132)

Karena nama tersebut adalah nama terbaik, sampai-sampai di kalangan para sahabat terdapat sekitar 300 orang yang bernama Abdullah.


Dalam sebuah hadits shahih dari al-Mughirah bin Syu’bah radhiallahu ‘anhu dari nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Mereka dahulu suka memakai nama para nabi dan orang-orang shalih yang hidup sebelum mereka.” (HR. Muslim no. 2135)
 
 
 

      Pada kenyataannya, setelah banyak anak yang beranjak dewasa, mereka malu memakain nama asli, yang telah dibuat ayah ibu mereka, malu karena dinilai nama itu jadul atau kuno atau mungkin tidak keren, malah bilang namanya kere. Contohnya nama Rasulullah Muhammad SAW, ketika remaja oleh anak saat menulis namanya mereka ubah Mhd, Mad, Mamek, dll. padahal itu nama Rasulullah yang indah dan penuh karisma, entah karena malu atau tak tahu hingga berbuat demikian. Selanjutnya nama, Abdullah terkadang kita mendengar nama ini dipanggil Dolah atau Dolet, padahal Abdullah berarti Hamba Allah. Kemudian, akhir-akhir ini ada anak yang menggunakan nama-nama nabi tapi dalam versi  kristiani, contohnya (Maaf) David, kenapa tidak Daud sekalian. Atau Noah padahal kalau di buat versi Arabnya Nuh. Terkadang orang membacanya bukan nama sang nabi, tapi tetap memanggilnya “N O A H”.  Semoga itu tidak terjadi pada sahabat yang terlanjur memilih nama ini, karena nama tetaplah do’a orang tua kepada anaknya agar menjadi pribadi baik sesuai dengan pemilik nama aslinya. 


 
 
        Mencari nama di Al-Qur’an pun mestilah berhati-hati, jika kita bukan orang yang faham Bahasa Arab. Bisa-bisa kita salah memilih nama, padahal kita tahu itu dari Al-Qu’ran. Kita harus bertanya kepada orang yang sholeh, atau yang faham dengan makna arti Al-Qur’an. 
 

Dari tulisan saya di atas, itu hanya opini saya. Karena nama saya pun mengarah ke barat-baratan gitu. Namun saya senang di panggil nama saya kemudian dinisbatkan ke ayah saya.  



Popular Posts